Allah menciptakan seluruh isi alam semesta tentu bukan tanpa sebab dan manfaat. Seluruh ciptaan-Nya memiliki manfaat bagi keberlangsungan hidup antara yang satu dengan yang lain. Penciptaan tersebut merupakan rahasia Allah SWT didalam menciptakan keseimbangan mahkluk hidup di alam semesta.
Oleh karena itu tidaklah mengherankan, jika kita sebagai manusia
yang di beri kesempurnaan akal dan pikiran, menjadi mahkluk yang paling utama dalam
menjaga dan melestarikan ciptaan Allah di alam semesta ini.
Agar hubungan antara manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan senantiasa
selalu terjaga.
Allah menciptakan tumbuhan dengan banyak nilai manfaat yang dapat
di ambil. Kemanfaatan tersebut tidak hanya untuk kebutuhan pangan, pengobatan
dan menjaga keberlangsungan hidup seluruh isi alam semesta, akan tetapi juga memiliki
manfaat berkaitan dengan kerohanian.
Banyak tanaman di ciptakan dengan berbagai kelebihan dan
kekuranganya. Sehingga masing masing kekurangan dan kelebihan tersebut di isi
oleh ciptaan Allah yang lain, sehingga terjadi keterkaitan, keseimbangan dan
nilai hubungan antar mahkluk, agar manusia dapat belajar dari alam semesta.
Salah satu tumbuhan yang di
ciptakaan oleh Allah dengan banyak manfaat salah satunya adalah tanaman Klampis
Ireng atau Acacia tomentosa. Klampis merupakan tanaman jenis polong polongan
yang banyak tumbuh di sabana, hutan jati dan hutan musim di daerah kering dan
agak kering yang tersebar dari India, Asia Tenggara dan Indonesia.
Kulit kayu klampis kerap di
pakai untuk mengobati kuda, sedangkan getahnya di manfaatkan untuk tinta. Sementara
itu di kalangan kepercayaan masyarakat Jawa, pohon Klampis Ireng di kenal
sebagai pohon bertuah melebihi tuah pohon kelor berkaitan dengan tradisi mistis
jawa.
Di jawa tanaman Klampis di
kenal dengan sebutan Klampis ireng karena warna batang kayu yang dominan berwarna
hitam kemerah merahan. Kepercayaan masyarakat
Jawa terhadap tuah kayu ini di karenakan adanya mitologi Semar atau Sang Hyang
Ismaya yang memiliki padepokan ghaib Klampis Ireng.
Oleh sebab itu pohon klampis
kerap juga di anggap pohon keramat. Apalagi di banyak petilasan Hyang Ismaya
kerap di jumpai tanaman klampis ireng. Konon menurut cerita, Klampis Ireng
merupakan pohon klangenan atau kesukaan Hyang Ismaya, sehingga memiliki banyak tuah
manfaat.
Di kalangan kepercayaan
masyarakat adat Jawa, kayu yang berasal dari pohon klampis ireng memiliki kekuatan
penangkal teluh, santet dan mahkluk ghaib. Kayu klampis juga mampu memancarkan
kewibawaan dan membawa kearifan bagi para pemilknya.
Di beberapa wilayah, pohon
klampis ireng juga kerap di yakini menjadi tempat bersemayamnya bangsa ghaib,
seperti halnya yang ada di Petilasan Eyang Ismaya Klampis Ireng Ponorogo. Para
tokoh spiritual yang mampu melihat wujud asli petilasan klampis ireng
mengatakan, jika tempat tersebut adalah keraton ghaib tempat berkumpulnya para
danyang dan lelembut.
Sehingga semua hal yang ada
di dalam petilasan klampis ireng memiliki keterkaitan energi ghaib.
Daya kekuatan mistis yang
mempengaruhi kayu klampis ireng tak lepas dari pengaruh Hyang Ismaya sebagai danyang
tanah jawa, yang di beri tugas menjaga raja raja jawa di era kejayaan Nusantara
masa silam, kemudian di ejawantahkan kedalam sosok Sabdopalon di era Kerajaan Majapahit.
Hyang Ismaya adalah saksi penanaman
tumbal tanah jawa yang di lakukan Seh Subakir
agar tanah jawa dapat di huni oleh manusia.
Berkaitan dengan mitologi mistis jawa inilah maka keyakinan sebagaian
masyarakat terhadap tuah kayu klampis ireng sampai saat ini tidak pernah lapas.
Namun untuk mengetahui kekuatan mistis yang ada dalam kayu tersebut, butuh seorang
ahli metafisik atau tokoh spiritual yang memiliki kemampuan bathin.
Karena juga tidak semua kayu klampis ireng memiliki kekuatan ghaib.
Semua butuh proses sejarah perjalanan hingga ratusan tahun agar pohon klampis
ireng memiliki energi kekuatan ghaib.
Beberapa Riwayat menceritakan, pohon klampis ireng yang memiliki
energi ghaib konon kerap memancarkan cahaya pada waktu tertentu.
Hal itu tidak hanya dapat di lihat oleh para tokoh spiritual,
namun juga kerap di lihat dari pandangan masyarakat biasa. / Julian

