Iklan

Menu Bawah

Kisah Janda Tua Dan Keangkeran Gua Gunung Gentong

Selasa, 01 April 2025, April 01, 2025 WIB Last Updated 2025-05-15T02:19:03Z
                                    Gunung Gentong /

Di sebuah desa yang jauh dari keramaian kota di wilayah pegunungan padas Kabupaten Wonogiri, tersembunyi sebuah goa keramat yang di kenal oleh warga desa sekitar dengan nama goa gunung gentong.


Tak di ketahui kapan goa tersebut ada, namun satu yang pasti ada proses geologi pembentukan goa selama jutaan tahun silam.   


Selama ratusan tahun kelestarian goa masih terus di jaga, bahkan oleh Masyarakat sekitar sampai saat ini goa gunung gentong masih seperti wujud aslinya. Goa tersebut berada di tebing bukit batu padas di ketinggan kurang lebih 10 meter.


Akses masuk kedalam goa gunung gentong harus menggunakan tangga bambu, selanjutnya merayapi akar pohon yang tumbuh di pinggir bukit. Untuk masuk kedalam goa, seseorang harus memiliki niat baik, sebab jika di dalam hatinya terbersit niat tidak baik, maka akan sulit masuk kedalam goa


Lobang mulut goa gunung gentong kurang lebih seukuran badan orang dewasa, anehnya siapapun dia orangnya jika memiliki niat baik meski tubuhnya gemuk tetap bisa masuk. Sebaliknya meski tubuhnya berukuran kecil, jika di dalam hatinya ada niat buruk ia tidak akan bisa masuk. Mulut goa gunung gentong seakan menyempit, bahkan bisa menjepit tubuh orang yang memiliki niat jelek.   

                                           Gentong di dalam gua gunung gentong.

Tak satupun warga berani masuk kedalam goa tersebut, kecuali bertepatan saat acara bersih desa. Di karenakan pada saat tradisi tersebut di gelar, warga desa membersihkan rumput yang ada di sekitar gunung gentong. Tak terkecuali membersihkan goa gunung gentong. 


Sampai saat ini warga desa mempercayai sosok ghaib penunggu goa gunung gentong adalah eyang Poncosentika dan eyang Gadung Melati.Keduanya di anggap sebagai cikal bakal sekaligus punden Desa Klepu, Wonogiri, Jelas juru kunci gunung gentong bernama Salino. 


Salino, bagi para pelaku ritual yang ingin melakukan ritual di gua gunung gentong jika hari biasa hanya boleh menggelar sesaji dibawah gua. Di tempat tersebut di sediakan tempat pembakaran kemenyan, sekaligus untuk pasrah sesaji saat tradisi bersih desa. 


‘Selain dipakai untuk persembahan sesaji juga untuk ngalap berkah. Memohon doa kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua hajad para pelaku ritual’ Jelasnya


Upacara bersih desa yang dilakukan oleh warga di selenggarakan bertepatan pada bulan sela hari sabtu pahing dalam penanggalan jawa. Bersih desa di lakukan sebagai ungkapan wujud rasa syukur warga kepada Tuhan, sekaligus juga para punden pedanyangan yang sudah menjaga desa dari gangguan balak dan bencana. 


Warga meyakini kuasa Tuhan di berikan melalui perantara ciptaanNya, baik itu manusia, jin padanyangan, tumbuh tumbuhan dan seluruh isi alam semesta, semua bisa menjadi perantara kekuasaan-Nya. 


Saat tradisi bersih desa, penduduk memberikan persembahan hasil panen dan nasi rasulan yang di kumpulkan di rumah tetua desa, selanjutnya di doakan dan di makan bersama sama

. 

Kepercayaan masyarakat desa terhadap sosok ghaib penjaga gunung gentong sudah di yakini secara turun temurun sejak ratusan tahun yang silam. Hal itu terkait dengan cerita tutur adanya seorang janda yang hidup kesusahan ratusan tahun yang silam.


Ia harus menghidupi empat orang anaknya yang masih kecil.Tak ada yang bisa diharapkan dari kehidupanya. Hanya doa yang terus ia panjatkan setiap hari memohon kemudahan kepada Tuhan. Sampai akhirnya ketekunan doa yang dipanjatkan  berbuah hasil.


Saat tengah malam tiba, janda tersebut memperoleh petunjuk ghaib yang menjelaskan, agar dirinya mendatangi gua di Gunung Gentong. Petunjuk itu juga berpesan agar apa yang di dalam gua boleh diambil, tetapi jangan di jual. 


Setelah menerima pentunjuk ghaib, keesokan harinya janda itu mencari keberadaan gua di gunung gentong. Meski harus bersusah payah, namun usahanya berhasil menemukan gua seperti yang di sampaikan dalam petunjuk ghaib. 


Saat berhasil masuk kedalam gua, janda tersebut melihat empat buah gentong dari tanah liat. Di dalam gentong ada banyak butiran beras, tak di ketahui siapa pemiliknya. Bagi janda beranak empat, beras yang ada di dalam gentong adalah rejeki untuk keluarganya. 


Sejak menemukan beras di gua gunung gentong, lambat laun kehidupanya mulai membaik.  Anak anaknya setiap hari bisa makan, bahkan warga desa yang tak mempunyai beras di beri, asalkan tidak unuk di jual. 


Hingga pada suatu hari akibat keserakahanya, beras yang ada di dalam gentong lambat laun mulai habis akibat di jual oleh sang janda. Bahkan tiba tiba senua beras yang masih tersisa di dalam gentong berubah menjadi pasir.


Meski akhirnya menyesali kekeliruanya, namun peristiwa yang sudah terjadi tidak bisa di kembalikan lagi. Sejak saat itu kehidupan sang janda kembali seperti sedia kala. Ia harus bekerja sekuat tenaga membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. 


Berawal dari kisah tersebut, masyarakat akhirnya mengetahui gua gunung gentong. Keberadaan gentong gentong tersebut sampai sekarang masih ada di dalam gua, akan tetapi hanya tinggal beberapa buah saja.


Bagi warga desa klepu, sampai saat ini gunung gentong tetap masih di keramatnkan. Di karenakan adanya sosok Eyang Poncosetiko dan Nyai Gadung Melati. Dari pengakuan penduduk desa, sosok mereka kerap menampakan diri saat sembahyang di sebuah masjid tak jauh dari gunung gentong.


Sosok kakek kerap terlihat tapi tiba tiba dia menghilang usai mengucap salam, aku Sulino seperti yang di ceritakan oleh penduduk desa. Terkadang saat sembahyang subuh terdengar salam namun sosoknya tidak ada, pungkasnya. / Julian

 

 

 

 

Komentar

Tampilkan

  • Kisah Janda Tua Dan Keangkeran Gua Gunung Gentong
  • 0

Terkini

Topik Populer

Advertisement