Pikiran hati nurani seseorang akan tertutup manakala nafsu dunia semakin mempengaruhi akal sehat. Berbagai macam kekalutan persoalan hidup akan menjadikan sebab seseorang bisa melakukan persekutuan dengan setan.
Meski kodrat manusia dikarunia kesempurnaan akal dan pikiran oleh Tuhan Sang Maha Pencipta-NYa, namun kerapuhan jiwa manusia kerap menjadikan mereka lupa dengan ihtiar.
Kaya tanpa usaha adalah sesuatu hal yang tak akan mungkin dapat terjadi, sedangkan usaha tanpa doa mustahil lancar dan sukses. Tetapi hal seperti ini tak pernah berlaku bagi para pemalas yang ingin kaya tanpa harus berusaha dan berdoa dalam usaha.
Orang orang seperti itu tak lagi pernah memikirkan sebab akibat dosa atau ‘ngunduh wohing pakerti’, karma dari segala perbuatanya. Mereka lebih senang mencari kekayaan dengan cara instan, apapun akan dilakukan meski harus dengan melakukan pemujaan pesugihan .
Sedangkan salah satu tempat yang konon di yakini dapat di pakai untuk mencari pesugihan Blorong yakni kaligawe. Sebuah sungai yang berlokasi tak jauh dari makam Syeh Joko.
Mitos pesugihan blorong kaligawe tak lepas dari cerita tutur pada masa silam, tentang keberadaan pasukan blorong yang di kalahkan oleh Syeh Joko kemudian menjadi penunggu kaligawe.
Konon menurut cerita tutur, semasa hidup Syeh Joko akan menikah dengan Dewi Lanjar, salah satu putri penguasa laut selatan. Oleh Ratu Selatan, Syeh Joko di berikan satu syarat agar niat menikahi putrinya gagal.
Syarat tersebut adalah membendung kaligawe dengan mas picis rajabrana dalam waktu semalam.
Sebagai seorang putra raja, Syeh Joko memiliki kesaktian yang sangat luar biasa, sehingga tanpa ragu ia menyanggupinya. Tak selang lama setelah syarat tersebut di ajukan, Syeh Joko akhirnya mempu meleksanakanya.
Melihat keberhasilan tersebut, Ratu Kidul panik dan memerintahkan senopatinya Nyi Blorong untuk menghancurkan bendungan emas sekaligus menghabisi Syeh Joko. Akan tetapi dalam pertempuran tersebut, rupanya Syeh Joko mampu mengalahkan pasukan blorong dari laut selatan.
Karena kekalahan tersebut para siluman blorong akhirnya di tugaskan menjaga emas picis raja brana. Oleh karena mitos tersebut, maka tidaklah mengherankan jika banyak cerita orang orang dari luar daerah melakukan ritual kungkum di kaligawe hanya untuk keperluan hajad pesugihan.
Meski hal itu sebenarnya tidaklah mudah seperti di sangkakan orang orang yang tergila gila kekayaan duniawi. Mereka beranggapan, mencari pesugihan semudah membalikan telapak tangan. Jika sudah ada perjanjian harta langsung keluar di terima.
Padahal itu semua butuh proses dan kecocokan. Jika tidak kuat menjalani laku prihatin mustahil bisa memiliki pesugihan, ujar mbah Mamik, salah seorang tokoh spiritual menerangkan
Hal itu beda jika meneruskan persekutuan yang di wariskan oleh orang tuanya. Meski lebih mudah melakukan pemujaan, namun proses tersebut juga tetap harus di barengi dengan laku.
Proses tersebut seringkali tidak di sadari oleh orang orang yang tersesat, berniat melakukan persekutuan namun pada akhirnya tidak bisa. Sehingga bukan harta duniawi yang di peroleh, namun justru dosa kesesatan akibat melakukan niat persekutuan dengan setan.
Pemilik pesugihan blorong kata mbah Mamik, harus menyediakan kamar khusus saat melakukan pemujaan dan persetubuhan. Persetubuhan adalah cara mengikat jiwa pemujanya, agar saat ia mati kelak akan menjadi pengikutnya.
Para pelaku ritual yang datang di kaligawe tidak hanya sekedar untuk laku kungkum, namun juga ada yang berziarah di makam Syeh Joko. Bagi para peziarah yang ingin membaca doa yasin tahlil di perkenankan masuk kedalam makam, sedangkan yang memiliki hajat tidak di perkenankan masuk kedalam makam.
Hanya berdoa di depan makam atau di tempat pembakaran kemenyan yang ada di luar gedong makam. Setiap malam jumat para peziarah melakukan ritual di kaligawe, dengan berbagai hajat tergantung dari niat mereka masing masing.
Bagi yang memiliki hajat, di haruskan beberapa kali menjalani laku ritual. Sedangkan jika sudah terkabul, akan ada tebusan selamatan dan kenduren di makam kaligawe. Semua itu di lakukan tergantung dari nadhar pelaku ritual masing masing.
Dari beberapa cerita masyarakat sekitar, tak sedikit orang sukses setelah menjalani laku ritual beberapa kali di kaligawe. Hanya saja bagi mereka yang sudah sukses dan kaya, di haruskan setiap waktu tertentu harus sowan.
Jika hal itu di langgar, maka tak selang lama kemudian orang itu akan jatuh menjadi melarat. / Anggodo
