Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika ilmu kanuragan atau
jaya kawijayan pada masa lalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam
kehidupan orang jawa. Kanuragaan di pakai sebagai senjata atau alat pelindung
diri bagi para senopati dan prajurit saat mereka bertempur di medan perang.
Selain itu, budaya
spiritual masyarakat jawa yang lekat dengan tradisi kerohanian, laku dan prihatin,
membuat orang dengan mudah mempelajari ilmu
kanuragan. Mereka bisa belajar dari guru maupun para pewaris ilmu ilmu tersebut.
Tak terkecuali dari orang tua atau kakek kakeknya yang dulu pernah memiliki
ilmu kesaktian.
Ilmu kanuragan dalam tradisi masyarakat jawa di anggap tidak
pernah luntur, meski jaman semakin modern dan bertambah maju, namun budaya
spiritual masyarakat jawa sampai saat ini masih tetap mengenal ilmu kanuragan.
Bahkan masih banyak perguruan ilmu kanuragan di daerah daerah yang mengajarkan
ilmu jaya kawijayan.
Dari sekian banyak ilmu kanuragan yang di kenal dalam budaya
jawa, terdapat beberapa ilmu kesaktian yang sampai saat ini masih terus diyakini
kehebatanya.
Berikut 5 ilmu kesaktian milik orang Jawa yang di akui
kehebatanya.
1.
Aji Lembu sekilan.
Aji jaya kawijayan lembu sekilan konon pernah di miliki oleh
Mas Karebet atau Jaka Tingkir saat menetap di Desa Tingkir, Salatiga. Dari
kegemaranya laku bertapa, Joko Tingkir memperoleh ilmu kesaktian lembu sekilan.
Semasa muda, Joko Tingkir yang merupakan putra tunggal Ki Ageng Pengging atau Ki
Ageng Kebo Kenanga, pernah memperoleh petunjuk ghaib jika kelak pada masanya ia akan menjadi
raja besar di tanah Jawa.
Namun untuk memperoleh wahyu raja tersebut, Joko Tingkir harus menjalani laku di berbagai tempat sesuai atas petunjuk gurunya. Dari beberapa literasi babad yang ada, Joko Tingkir pernah berguru kepada Ki Ageng Kebo Kanigoro, Ki Ageng Butuh, Ki Ageng Tingkir, Ki Ageng Baki, Ki Ageng Majasto, serta beberapa tokoh sakti lainya.
Menurut cerita, Ilmu kesaktian lembu sekilan konon pernah di gunakan oleh Jaka Tingkir untuk meredam amukan kerbau yang memang di
sengaja untuk menarik perhatian penguasa Demak Bintoro.
Melalui cara tersebut Joko Tingkir kemudian berhasil menjadi
prajurit Demak, selanjutnya menikah dengan putri Sultan Demak dan akhirnya
berhasil mendirikan Kasultanan Pajang setelah Demak runtuh.
Serupa dengan namanya, para pemilik ilmu kesaktian lembu
sekilan tubuhnya tidak dapat di sentuh oleh benda apapun, baik senjata maupun
benda tajam lainya. Karena jarak antara benda dengan tubuh pemilik aji l;embu
sekilan hanya sekilan ( tebahan tangan).
Pukulan tangan pemilik aji lembu sekilan juga sangat mematikan jika mengenai tubuh
para musuh musuhnya.
Untuk memperoleh ilmu lembu sekilan, seseorang harus kuat
menjalani laku prihatin dengan cara laku bertapa dalam jangka waktu tertentu.
Syarat dan laku yang harus di Jalani, masing masing tergantung dari tuntunan guru
yang akan mewariskan ilmu tersebut.
2.
Aji Brajamusti
Aji Brajamusti di kenal merupakan ilmu kanuragan yang sangat
ampuh dan terletak pada bagian telapak tangan si pemilik ajian. Untuk mendapatkan
aji brajamusti, selain harus menjalani laku bertapa, juga dapat di peroleh
dengan cara di timbul oleh seorang guru.
Hanya saja kesaktian yang di timbul akan memiliki masa pakai
dalam jangka waktu tertentu. Maksimal dalam jangka 40hari. Jika pada masa tersebut telah lewat, maka kesaktianya
akan pudar, jika sudah pudar maka harus di timbul kembali.
Di era tahun 80an, ilmu tersebut banyak di miliki oleh masyarakat
awam, karena pada masa itu masih banyak para tokoh pewaris ilmu brajamusti yang
dapat menimbul ilmu kesaktian tersebut. Pada jaman dahulu ajian ini kerap di
pakai oleh para prajurit dari berbagai aliran perguruan olah kanuragan.
Sesuai dengan peruntukanya untuk menyerang, aji jaya
kawijayan ini biasanya di letakan pada telapak tangan. Berbeda dengan ilmu yang
di dapat dengan cara menjalani laku bertapa, kesaktianya akan terus melekat dalam
tubuh si pemiliki ajian sampai mati. Para pemilik ilmu brajamusti biasanya
memiliki pantangan tertentu, jika di langar maka kesaktian tersebut akan hilang.
Selain memiliki keampuhan mematikan, pemiliki aji brajamusti
biasanya juga memiliki penawarnya . Sehingga mereka yang terkena pukulan harus
segera di berikan penangkal, jika tidak maka bisa berakibat fatal sampai dengan
kematian.
3.
Aji Suradirajayaningrat lebur dening
pangastuti.
Makna dari Suradirajayaningrat lebur dening pangastuti
adalah kekerasan dapat di kalahkan dengan kelembutan. Ilmu ini termasuk aji jaya
kawijayan tingkat tinggi, karena sebagain dari laku ilmu tersebut harus di
amalkan dengan cara olah bathin. Suradirajayaniongrat lebur dening
pangastuti sebenarnya adalah filsafat hidup, bahwa cinta kasih akan
mengalahkan kekerasan.
Sikap cinta kasih adalah laku bathin pengendalian diri.
Cinta kasih ada karena sifat sifat Allah SWT yang memberikan Rahmat untuk semesta
alam melalui kasih-Nya agar mahkluk ciptaan-Nya dapat hidup berdampingan dengan
baik. Lahir atas dasar kelembutan inilah masyarakat Jawa meyakini bahwa cinta
kasih dapat mengalahkan kekerasan, baik yang bersifat bahaya maupun ancaman.
Ilmu kesaktian ini pertama kali konon berasal dari Banten,
kemudian pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusama, ilmu tersebut di ajarkan
kepada para senopati dan prajurit untuk
menggempur Batavia.
Seiring dengan perjalanan waktu, ilmu tersebut di Yakini sampai
saat ini masih ada dan meluas bermertamorfosis sebagimana yang di ajarkan di perguruan
perguruan tenaga dalam, yang mengandalkan olah nafas untuk bertahan dan
menyerang.
4.
Aji Panglimunan
Aji Panglimun di
kenal merupakan kesaktian yang tidak semua orang mampu memilikinya. Selain
harus menjalani laku prihatin dan bertapa dengan laku sangat berat, pemilik
ajian ini juga harus mempu mengendalikan diri. Sebab jika tidak maka hanya akan
menjadi bencana bagi si pemiliknya.
Seseorang yang memiliki aji panglimunan tubuhnya tidak akan
bisa di lihat oleh orang lain, sebab seakan ada kabut tipis yang menutupinya.
Sehingga ajian ini pada jaman dahulu kerap di miliki oleh para telik sandi
untuk mengawasi keberadaan musuh. Aji
panglimunan juga kerap di pakai untuk sebuah misi tertentu seperti mengambil
barang barang berharga, membunuh dan mencelakai lawan lawanya.
Aji kesaktian ini selain bisa di peroleh dari guru yang mewariskan,
juga ada yang di peroleh dengan cara ghaib. Di berikan oleh sosok ghaib pada saat
bertapa di tempat keramat, di hutan atau di gua. Dalam kazanah ilmu kesaktian
jawa, banyak ilmu di peroleh dengan cara ghaib melalui perantara para leluhur dan
guru bathin. Hanya saja memperoleh kesaktian
dengan cara tersebut tidak mudah, butuh laku prihatin bertahun tahun agar bisa
di tuntun oleh guru ghaib.
Yang harus di waspadai jika memiliki ilmu panglimunan, seseorang
harus berusaha terus menjaga kebersihan hatinya. Sebab jika terjebak dalam
pengaruh ilmu tersebut maka akan bisa berbuat buruk. Oleh karena itu ilmu
panglimunan biasanya hanya dimiliki oleh orang orang yang sudah jauh dari
keduniawian, mampu mengendalikan diri dari situasi dunia.
5.
Aji Bandung Bandawa.
Selaras dengan namanya Aji Bandung Bondowoso, ajian ini mengedepankan
kekuatan atau bantuan dari para mahkluk halus tak kasad mata untuk sarana
membangun kekuatan diri. Konon pemilik aji bandung bondowoso tidak hanya
memiliki kekuatan ghaib setara dengan kekuatan seribu jin, namun juga dapat merintah
para jin untuk keperluan tertentu.
Utamanya untuk sarana yang berhubungan dengan jaya kawijayan
atau kanuragan.
Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika kerap kita jumpai
seseorang mampu mengangkat benda berat seperti mobil dan menarik alat berat lainya
hanya dengan kekuatan satu tangan, atau memakai sarana benang lawe.
Dari cerita mitos yang beredar di masyarakat, aji bandung
bondowoso dahulu kala di miliki oleh seorang pemuda bernama Bandung Bondowoso. Ia
menggunakan kekuatan tersebut untuk membangun candi sewu sebagai syarat
mempersunting gadis bernama Roro Jonggrang.
Atas bantuan para jin, Bandung Bondowoso berhasil mewujudkan
candu seribu hanya dalam satu malam, meski pada akhirnya ia di anggap gagal karena
tipu muslihat yang di lakukan oleh Roro Jonggrang.
Aji Bandung Bondowoso merupakan ilmu kesaktian milik orang
jawa yang sekarang sudah sangat langka sekali. Karena ilmu tersebut lebih
banyak di peroleh dari laku bertapa atau di berikan oleh penuntun ghaib. Tak
jarang ada juga bangsa jin yang memberikan ilmu tersebut untuk seseorang yang
di anggapnya mampu menerima. / red
